Cara Sinkronisasi Direktori Secara Real-Time di Linux

Cara Sinkronisasi Direktori Secara Real-Time di Linux

Sinkronisasi direktori di Linux dapat dilakukan dengan menggunakan rsync, dengan kombinasi cronjob sinkronisasi dapat berjalan secara otomatis pada waktu yang telah ditentukan. Namun pada situasi tertentu, kita ingin sinkronisasi berjalan secara live atau real-time ketika terjadi perubahan pada direktori atau file. Untuk kasus seperti itu kita bisa menggunakan tool lsyncd. lsyncd memantau perubahan pada direktori kemudian melakukan sinkronisasi ke target atau slave. Sinkronisasi hanya satu arah, dari source ke target.

0. Instalasi lsyncd

Di tutorial ini saya menggunakan distro Linux CentOS 7 untuk percobaan.

Instalasi lsyncd

1. Sinkronisasi di Lokal

File konfigurasi lsyncd berada di /etc/lsyncd.conf. Tersedia contoh konfigurasi di /usr/share/doc/lsyncd-2.2.2/examples.

a. Satu Source Satu Target

Percobaan pertama melakukan sinkronisasi dari folder /var/www/html ke folder /root/backup.

Buka file konfigurasi.

Ubah isinya menjadi seperti di bawah ini.

Aktifkan dan jalankan service.

Sekarang uji dengan melakukan perubahan pada folder /var/www/html dan periksa pada folder /root/backup apakah memiliki data yang sama.

Proses sinkronisasi terjadi di background, kita dapat memeriksa sinkronisasi apa saja yang telah dilakukan dengan membaca file log /var/log/lsyncd/lsyncd.log dan file status /var/log/lsyncd/lsyncd.status.

Jika masih ada folder yang ingin disinkronkan, tambahkan config sync.

Jangan lupa melakukan restart service setelah melakukan perubahan konfigurasi.

b. Satu Source Banyak Target

Percobaan kedua melakukan sinkronisasi dari satu sumber direktori ke lebih dari satu tujuan direktori. Target didefinisikan dalam array dan proses sinkronisasi dimasukkan ke dalam operasi pengulangan for.

c. Banyak Source Satu Target

Percobaan ketiga, banyak sumber direktori yang disinkronisasi ke satu direktori tujuan.

2. Sinkronisasi ke Remote Server

Selanjutnya sinkronisasi ke remote server. Sebelum melakukan konfigurasi lsyncd, terlebih dahulu mesin Master harus bisa login SSH ke Slave tanpa password.

Terdapat 3 mesin CentOS:

  1. Master: 45.76.180.137
  2. Slave 1: 149.28.153.15
  3. Slave 2: 139.180.208.163

a. Satu Source Satu Target

Pada opsi Target dituliskan nomor IP slave beserta direktorinya. Kemudian pada opsi rsync dituliskan perintah ssh login dengan username root dan private key.

b. Satu Source Banyak Target

selamat mencoba 🙂

14 Comments

  1. saya coba backup ke server lain kok gagal ya? bikin private-key itu gimana mas? kalo diganti id_rsa bisa?

  2. Maaf artikelnya pas sekali dengan yang saya cari , namun mohon dibantu ada beberapa pertanyaan
    1. Apabila kita menggunakan contoh 3 virtual server di 1 server, dan data sourcenya ada di server berbeda. Data source server database A , ubuntu server /var/www/html – target promox 3 virtual ubuntu server . server a /var/www, server b /var/www, server c /var/www. Apakah dengan point terakhir dari penjelasan bisa saya ikuti, untuk panduan master dan slave apakah ada?

    2. Apakah itu private key ?

    3. Point pertanyaan saya yang no 1 apakah semua di set rsync atau cukup di server source

    Terima kasih atas bantuannya dan mohon maaf sebelumnya

    • 1. Berarti banyak source satu target, untuk kasus seperti ini belum coba yang berjalan di network, contoh di atas konfigurasinya di satu server.
      2. Private key digunakan untuk login SSH, jadi tanpa password.
      3. Ada source dan target, berarti sinkronisasi satu arah dari source ke target.

  3. Tanya mas :
    1. Kalo misalnya target server nya pake port ssh non standar gimana ya cara penulisannya (misalnya 10.10.1.102:48765) ;
    2. Kalo OS yg berbasisi debian 10, software ini juga ready gak ya ?

    Terima kasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *