Mengenal Ghost, CMS Open Source Berbasis Node.js untuk Premium Content

Ghost adalah sebuah perangkat lunak publishing platform atau content management system (CMS) yang dibangun di atas Node.js, dirilis dengan lisensi open source, dan dirancang untuk memudahkan publikasi bersama dalam tim, fleksibilitas, dan performa.

Perusahaan teknologi yang menjadi pengguna Ghost antara lain Apple, Sky News, DuckDuckGo, Mozilla, OpenAI, Square, CloudFlare, Tinder, Bitcoin Foundation, dan masih banyak lagi.

Ghost mengusung tag line “Turn your audience into a business”, karena fitur utamanya adalah newsletter dan premium content. Website yang dibuat dengan menggunakan Ghost dapat menjual konten yang dipublikasi, pembaca harus berlangganan terlebih dahulu untuk bisa membaca konten.

Selain fitur newsletter, premium content, dan control panel lengkap dengan analytics, Ghost juga dapat diintegrasikan dengan berbagai apps atau tools populer lain seperti Slack, Netlify, Mailchimp, dan Shopify.

Ghost Dashboard
Ghost Dashboard

Ghost diciptakan oleh John O’Nolan dan Hannah Wolfe pada tahun 2013 yang dimulai dari Kickstarter dengan tujuan untuk membuat sebuah publishing platform yang baru dengan target pengguna professional publishers.

Sebelumnya, John adalah kontributor inti dari WordPress dan melihat bahwa WordPress menjadi semakin rumit dan kurang fokus dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, Ghost dimulai sebagai ide kecil untuk mengatasi masalah tersebut. Saat ini, Ghost telah menjadi salah satu proyek open source paling populer di dunia, CMS #1 di GitHub, dan digunakan oleh jutaan orang.

Perbandingan Publishing Platform
Perbandingan Publishing Platform

Contoh website media di Indonesia yang memakai Ghost yaitu Lokalx.id dan Etnis.id.

Website Lokalx.id
Website Lokalx.id
Website Etnis.id
Website Etnis.id

Ghost bisa didapatkan dengan gratis, nah untuk keberlangsungannya tentu saja butuh pendanaan. Oleh karena itu, Ghost menyediakan premium managed hosting mulai dari $9/bulan dan juga theme di marketplace.

Ghost bisa diinstall di server sendiri (self-hosted) dengan menggunakan sistem operasi Ubuntu, Docker, atau di lokal (macOS, Windows, dan Linux).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *